PEWARNAAN (Staining)
Pewarnaan
(stainning) merupakan pemberian warna pada jaringan/ sel/ komponennya supaya
mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. Zat warna yang digunakan harus
memiliki syarat sebagai berikut: senyawa organik kompleks punya pembawaan khusus
(warna), dapat dipertahankan dalam jaringan, terdiri dari gugus chromophore.
Tiap
bagian dari sel / komponen dalam sel mempunyai sifat- sifat khusus (afinitas
terhadap zat warna juga tidak sama). Zat warna mempunyai kemampuan khusus dalam
mewarnai jaringan sesuai sifatnya. Dua macam zat warna denga sifat sama dapat
mempengaruhi/ memberi kemampuan tidak sama dalam mewarnai 1 macam jaringan
(perlu mengenali setiap bagian dari sel & mengenali setiap zat warna yg
akan digunakan).
Pembagian Zat Warna
·
Berdasar sifatnya :
- Zat warna
asam , misalnya acid fuchsin, eosin.
- Zat warna
basa, misalnya hematoxylin, basic fuchsin.
·
Berdasar asalnya:
- Zat warna
alam, yaitu zat warna yang diperoleh dari tumbuhan atau hewan, misalnya
hematoxylin (dari tumbuhan), carmin dan kokineal (dari hewan).
- Zat warna
sintetis, yaitu zat warna yg dibuat di pabrik, misalnya basic fuchsin.
Metode Pewarnaan
Hematoxylin-Eosin:
- Deparafinasi dengan xylene
- Kelebihan xylene diisap dengan kertas filter melalui tepi
gelas benda.
- Celup sebentar dalam alkohol 96%, kemudian 80%, 70%, 50%,
30%, aquadest.
- Masukkan kedalam larutan Hematoxylin dengan waktu
tertentu : 3-7 detik.
- Air mengalir : 10 menit. Cuci aquadest sebentar.
- Masukkan sebentar saja berturut-turut mulai dari alkohol
30%, 50%, 70%.
- Kemudian kedalam larutan eosin 0,5% (dalam alkohol 70%)
1-3 menit.
- Pewarnaan selesai, tetapi jaringan tidak dapat ditutup
langsung dengan Canada balsam,
karena Canada balsam
dilarutkan dalam xylene, sedangkan jaringan masih berada dalammedia alkohol 70%
sehingga jaringan harus dibawa ke media xylene dulu.
- Dari larutan eosin 0,5% (dalam alkohol 70%) selanjutnya berturut-turut masukkan ke alkohol 70%, 80%, 96%, alkohol absolut, masing-masing sebentar saja.
- Dari larutan eosin 0,5% (dalam alkohol 70%) selanjutnya berturut-turut masukkan ke alkohol 70%, 80%, 96%, alkohol absolut, masing-masing sebentar saja.
- Masukkan xylene ± 10 menit (xylene berfungsi untukl
mengantar ke canada balsam juga berfungsi untuk menjernihkan jaringan yang
sudah terpulas).
- Jarigan ditutup dengan gelas penutup setelah ditetesi
dengan Canada balsam terlebih dahulu.
Macam-macam Staining (pewarnaan) Bakteriologi
Berikut ini adalah
macam - macam pewarnaan bakteri untuk melihat atau mengidentifikasi bakteri
secara mikroskopis. Sebenarnya yang sering digunakan adalah pengecatan gram
namun tidak ada salahnya jika mempelajari pewarnan lainnya agar lebih spesifik
jika ingin meng indentifikasi bakteri semoga bermanfaat.
1.
Pewarnaan Negatif
Tujuan : Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi
organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna pewarna sederhana.
Prinsip : Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau
negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau
berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri.oleh
karena itu,sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
Bahan : Biakan pada agar nutrient miring umur 24 jam bakteri Escherichia
coli,Bacillus cereus,dan staphylococcus aureus.
Reagensia : Nigrosin atau tinta India
2.
Pewarnaan Sederhana
Tujuan : Mempelajari kegunaan pewarnaan untuk mempertinggi kontras antara sel dan
sekelilingnya dan mengamati ciri ciri bakteri.
Prinsip : Pada pewarnaan sederhana,bakteri diwarnai oleh reagen tunggal.pewarna dasar
dengan kromogen muatan positif disarankan,selama asam nukleat bakteri dan
komponen dinding sel membawa muatan negatif yang menyerap dengan kuat dan
mengikat kation kromogenPerlu diperhatikan lamanya waktu pewarnaan tergantung
pada jenis pewarna yang digunakan.Untuk karbol fuchsin membutuhkan 15-30
detik,Kristal violet 2-60 detik,dan Methilen Blue 1-2 menit
Bahan : Biakan pada agar nutrient miring umur 24 jam bakteri Escherichia
coli,Bacillus cereus,dan staphylococcus aureus.
Reagensia
Methylen Blue,Kristal
violet,dan Karbol Fuchsin.
3.
Pewarnaan Gram
Tujuan : Mempelajari prosedur pewarnaan Gram,memahami pentingnya setiap langkah
dalam prosedur tsb,dan secara umum memahami reaksi reaksi kimiawi yang terlibat
di dalam proses tersebut.
Prinsip : Bakteri dengan pewrna utama (Primary stain) yaitu dengan kristal violet
atau Gentian violet akan berwarna ungu,melalui fiksasi warna dengan lugol akan
menguatkan pelekatan warna utama,penambahan alcohol akan melunturkan atau
memucatkan zat warna utama sehingga pada sel Gram negatif sel menjadi tidak
berwarna tetapi pada sel Gram positif tidak mengalami pelunturan sehingga tetap
berwarna ungu.pada pemberian pewarna tandingan (counterstain) yang berbeda
dengan pewarna utama yaitu safranin menyebabkan bakteri gram negatif akan
menyerap warna tsb menjadi merah.
Bahan : Kultur bakteri Escherichia coli,Staphylococcus aureus,dan Bacillus
cereus(umur 24 jam) pada agar nutrien miring
Reagensia :
•Kristal violet
•Lugol
•Alkohol 95 %
•Safranin
4.
Pewarnaan Tahan asam
Tujuan : Mempelajari dasar dasar kimiawi pada reaksi tahan asam dan kinerja prosedur
pewarnaan tahan asam untuk membedakan bakteri tahan asam dan tidak tahan asam.
Prinsip : Pemanasan akan membantu penyerapan zat warna utama (karbol fuchsin) melalui
pemberian larutan pemucat (asam alkohol) bakteri tahan asam tetap berwarna
merah sedangkan pada bakteri tidak tahan asam zat warna utama akan luntur
sehingga pada penambahan warna kedua (Methylen blue) bakteri akan menyerap zat
warna tersebut (biru).
Bahan :
Biakan berumur 24-48
jam :
Mycobacterium
Sp,S.aureus dalam TSB
Reagensia :
Karbol fuchsin
Asam Alkohol
Methylen Blue
5.
Pewarnaan Spora
Tujuan : Mengenal dasar dasar kimiawi pada pewarnaan spora dan kinerja dari prosedur
untuk membedakan spora bakteri dan bentuk vegetatif.
Prinsip : Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna utama dapat
masuk masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau.melalui pendinginan warna
utama akan terperangkap di dalam spora,dengan pencucian zat warna utama yang
ada pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua
(safranin), sel vegetatif akan berwarna merah.
Bahan :
Biakan berumur 48-72
jam
Bacillus cereus dalam
agat nutrien miring
Clostridium butyricum
dalam Tioglikolat
6.
Pewarnaan Granula
Tujuan : Mempelajari dasar dasr kimiawi dan kinerja prosedur pewarnaan granula.
Bahan : Corynebacterium diphtheriae dalam agar Loeffler
Reagensia :
Toluidin blue
Malachite Green
Methylen blue
Kristal violet
Krisoidin
Alkohol 95 %
7.
Pewarnaan Kapsul
Tujuan : Balajar melakukan prosedur pewarnaan kapsul bakteri
Bahan : Klebsiella pneumoniae berumur 36 jam dalam media cair.
Reagensia :
Kristal violet
CuSO4.5H2O 20 %
Methylen Blue atau
Safranin
8.
Pewarnaan Flagella
Tujuan : Mempelajari dasar dasar kimiawi dan kinerja prosedur pewarnaan flagella
Bahan : Biakan Proteus vulgaris dan Pseudomonas aeruginosa.
Reagensia :
Kristal volet
Asam alkohol
Pewarna flagella-Gray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar